Sinopsis LET’S EAT Episode 12 – 2
Rombongan kantor pengacara beranjak pulang, mereka naik lift. Ketika pintu akan di tutup, ada seseorang yang meminta untuk menunggu. Masuklah orang itu dengan anjing besarnya. Hak Moon tersentak kaget. Dia merapat ke dinding lift dan menahan nafas.
Nama anjing itu ‘Bulky’ karena tubuhnya besar dan berisi. Anjing itu menghadap Hak Moon langsung. Kyu Shik dan Do Yeon tampak antusias, bahkan Do Yeon membelainya. Kyu Shik bertanya apakah Bulky menggigit. Kata pemiliknya sih tidak.
Tapi begitu Bulky menggonggong, Hak Moon ketakutan setengah mati, berteriak menyuruh anjing itu pergi, dan Hak Moon menahan tangisnya.
Begitu lift sampai di lantai bawah, Hak Moon langsung berlari keluar lift dengan ketakutan dan menangis memanggil ibunya.
Kyu Shik tertawa. Soo Kyung bertanya kenapa Hak Moon seperti itu. Kyu Shik menjelaskan, itu karena anjingnya, Hak Moon mengalami trauma. Saat kecil, dia pernah digigit anjing. Jadi Hak Moon takut anjing.
“Tetap saja! Kenapa seorang pria takut anjing? Sama sekali tidak menarik! Memang! Pilihanku sudah tepat!” Do Yeon melangkah dengan percaya diri.
Soo Kyung malah bingung, “Aneh sekali. Dia bilang dia suka anjing.”
Hak Moon terus berlari hingga ke trotoar, “Oh! Siberian Husky itu! Membuatku terkejut setengah mati!”
Hak Moon terengah-engah dan dia kesal karena sudah menunjukkan sisi buruknya pada Soo Kyung yang perasaannya sedang tidak baik. Sekarang Soo Kyung bahkan tahu kalau dia berbohong.
“Apa yang akan dipikirkan Sekretaris Lee tentang aku? Aigoo! Ah!”
***
Dae Young sedang menemui kliennya yang baru untuk menandatangani kontrak asuransi. Dae Young memberikan coklat pada kliennya itu dan mengucapkan selamat hari valentine.
Dae Young kemudian menerima pesan dari Do Yeon: “Aku akan ada di rumah Sekretaris Lee, hubungi aku saat kau sampai di rumah.”
Ponselnya kembali berbunyi, dari Jin Yi. Jin Yi bilang dia ingin bertemu Dae Young dan memberikan sesuatu. Dae Young lalu mengingat perkataan Soo Kyung tempo hari yang mengatakan sikap Dae Young membuat para perempuan salah arti, sehingga Do Yeon dan Jin Yi seperti itu.
***
Do Yeon keluar ruangannya dengan membawa kue. Soo Kyung bilang dia belum selesai. Tapi Do Yeon bilang tidak apa-apa karena dia tidak jadi pergi ke rumah Soo Kyung. Dae Young mengajak bertemu dengannya. Soo Kyung melamun.
Kyu Shik kesal, seharusnya mereka juga pulang. Tapi Hak Moon belum kembali. Kyu Shik menghubungi Hak Moon. Hak Moon bilang di masih di pengadilan dan mempersilahkan Kyu Shik dan Soo Kyung pulang lebih dulu.
Padahal Hak Moon berada di mobilnya tak jauh dari kantor. Dia malu sekali pada Soo Kyung hingga tak sanggup kembali ke kantor.
“Kau payah sekali. Mana mungkin pria sepertimu menyatakan cinta?” Hak Moon melihat bungkusan coklatnya, “Jika aku menyatakan cinta di hari seperti hari ini, dia pasti tidak akan menerima.”
Kyu Shik bilang pada Soo Kyung, Hak Moon akan terlambat dan menyuruh mereka pulang lebih dulu. Kyu Shik sangat gembira. Dia lalu mendekati Soo Kyung dan melihat apa yang dilakukannya.
“Ah, benar-benar. Di hari seperti ini! Kau hanya melihat-lihat blog Goo Dae Young. Apa ini? Cepatlah berkencan! Tidak usah berpikir mencari pria lebih muda, berkencanlah! Temui siapa saja. Huh?”
Soo Kyung tak mempedulikan ocehan Kyu Shik. Dia menatap blog Dae Young dengan sedih.
Soo Kyung pulang dan masuk ke toko coklat yang sama dengan yang didatangi Hak Moon sebelumnya. Soo Kyung tersenyum ketika dilihatnya seseorang yang mirip Dae Young dari belakang. Tapi senyumnya pudar dan menghilang saat dia sadar itu bukan Dae Young.
Soo Kyung lalu membeli coklat dengan bungkusan yang persis sama dengan yang dibeli Hak Mon, ada bunga camelia putihnya.
Soo Kyung melamun di dalam bis menuju apartemennya. Lalu Jin Yi mengirimkan pesan.
“Eonni, aku akhirnya akan bertemu dengan Dae Young Oppa, tapi aku gugup sekali. Tolong beri aku semangat.”
Soo Kyung terdiam sedih, dan akhirnya membalas, “Ya! Semuanya akan berjalan baik. Semangat!”
Soo Kyung membuka coklat yang dibelinya dan memakannya.
***
Dan ternyata di tempat pertemuan Jin Yi dengan Dae Young, ada Do Yeon juga. Mereka berdua menebarkan aura persaingan. Mereka berdua saling menanyakan pada Dae Young, mengapa Dae Young juga menghubungi ‘orang lain’.
Do Yeon pada Jin Yi: “Aku, ada yang ingin aku bicarakan dengan Dae Young. Bisakah kau tinggalkan kami sebentar?”
Jin Yi pada Do Yeon: “Ada hal yang sangat panting yang ingin kukatakan pada Dae Young Oppa, jadi Eonni, tolong tinggalkan kami.”
“Omo~ Jin Yi! Tidakkah kau tahu yang lebih tua lebih dulu?” Do Yeon sewot.
“Kalian berdua, hentikan!” Dae Young melerai pertengkaran itu. Do Yeon dan Jin Yi sama-sama cemberut.
Dae Young melanjutkan, “Kalian, sekarang ini…kurasa aku tahu apa yang akan kalian katakan. Kalian berdua…akan mengatakan suka padaku, kan?”
Jin Yi menunjukkan ekspresi terkejut, sedangkan Do Yeon tersenyum senang.
“Jika itu tulus, maka kurasa lebih baik kita tidak saling bertemu lagi.” Dae Young berkata dengan serius. Bagiku, kalian adik yang baik dan teman yang baik. Namun jika setiap kali kita bertemu, kalian akan membuatku terbeban dan merasa bersalah…kurasa aku tidak bisa bertemu dengan kalian lagi. Jika kalian sudah selesai bicara, mari kita pergi. Pertemuanku dengan kalian…ini terakhir kalinya.”
Dae Young berdiri hendak pergi.
Do Yeon ikut berdiri menghentikannya, “Hei! Bukan! Aku memberi kue ini karena persahabatan. Lihat pitanya. Warnanya biru! Jika aku memikirkanmu sebagai seorang pria, aku pasti memilih merah muda. Dia…pasti menyukaimu sebagai seorang pria.” Do Yeon menunjuk Jin Yi.
“Tidak…aku sebagai adik yang baik, memberimu coklat. Ini hati yang kosong. Hati yang penuh adalah cinta. Hati yang kosong untuk persahabatan. Tidakkah kau tahu?”
Jin Yi dan Do Yeon sama-sama tersenyum pada Dae Young, menunggu reaksinya.
“Ini sungguhan, kan?”
Jin Yi dan Do Yeon mengangguk.
“Kalau begitu, untuk seterusnya, aku bisa bertemu dengan kalian dengan nyaman?”
Jin Yi dan Do Yeon: “Tentu saja!”
Dae Young tersenyum, “Bagus! Aku tidak kehilangan adik dan teman yang baik.”
Jin Yi menunduk kecewa, Do Yeon juga berusaha menyembunyikan kekecewaannya. Lalu Dae Young mengajak mereka berdua untuk makan malam bersama. Ada makanan yang cocok sekali untuk hari valentine. Jin Yi dan Do Yeon penasaran makanan apa itu.
Mereka pun makan di sebuah restoran dengan menu utama kepiting. Do Yeon bertanya inikah makanan yang cocok dengan hari valentine. Dae Young membenarkan. Warna kecap asinnya hitam pekat, sama dengan 99% coklat kakao. Yang terpenting lagi, karena makan makanan manis sepanjang hari, untuk meringankan perut yang terasa berminyak, mereka perlu memakan sesuatu yang asin untuk hasil seketika.
“Benarkah?” Jin Yi tak yakin.
“Restoran ini terkenal. Seseorang yang mengenal dan mencintai kepiting rendam kecap asin lebih dari siapapun, dia mengelola restoran ini.” Jelas Dae Young, kemudian memanggil seseorang yang ada di luar. Dia pemilik restoran yang dipanggil Sam Hyung oleh Dae Young.
Do Yeon heran, bagaimana orang asing mengelola restoran kepiting rendam kecap asin. Jin Yi membenarkan, tidak cocok.
“Astaga! Kenapa jika orang asing memiliki restoran kepiting rendam kecap asin? Huh? Aku berlibur ke Korea, jatuh cinta dengan rasa ini, menetap di Korea.” Sam Hyung kesal pada Do Yeon.
Dae Young membenarkan, “Kenapa kau pikir dia membuka restoran kepiting rendam kecap asin? Dia bahkan membuatnya.”
Dae Young lalu bertanya pada Sam, bukankah tadi dia katakan dia sangat memperhatikan bahan-bahannya? Sam membenarkan, kecuali bahan-bahan yang didapatkan langsung dari desa di pulau, dia tidak akan menggunakannya. Sam juga bilang, karena memikirkannya dia jadi ingin makan lagi, padahal tadi sudah makan.
“Kau pasti punya selera yang aneh!” ujar Do Yeon pada Sam.
“Apa? Selera yang aneh?” Dae Young tidak terima dengan perkataan Do Yeon.
Kemudian Dae Youn menjelaskan tentang makanan itu dengan ciri khasnya.
“Kepiting rendam kecap asin ini benar-benar makanan yang akan memikat citarasa semua orang di dunia. Rasa asin dari bejana bumbunya, paling laku di toko bebas cukai. Rasa manis dari saus yang dibuat dengan busah. Aroma dari telur kuning mentah. Terutama, rasa kenyal dari daging kepiting yang jernih. Kepiting rendam kecap asin ini..mengatakan bahwa semua orang yang berbeda bisa menjadi satu melalui makanan. Makanan ini seperti PBB.”
Karena sudah tidak tahan, lalu Dae Young mengajak semuanya makan. Bahkan Sam pun ikut makan dengan lahapnya.
Sam bilang jika ibunya membuat makanan itu sejak dia kecil, dia akan merasa senang.
Jin Yi berkata, “Aku tidak bisa makan kepiting rendam kecap asin karena amis, tapi ini sama sekali tidak amis dan enak. Ahjussi, you’re best best man!”
Karena Jin Yi berkata seperti itu, Sam berbisik pada Dae Young apakah Jin Yi bisa didekati. Dae Young mengatakan itu hanya caranya bicara. Sam lalu keluar.
Jin Yi menyuruh Dae Young memotret piring-piring kosong itu. Tapi Dae Young bilang dia akan memotretnya nanti saja, karena dia rasa dia akan datang lagi. Do Yeon bertanya menyelidik, dengan siapa Dae Young akan datang lagi.
“Dengan Soo Kyung Noona. Noona itu benar-benar suka melihat blogku.” Dae Young tersenyum.
***
Kyu Shik pulang ke rumah dan memanggil istrinya, “Sayang! Bukankah ada sesuatu yang akan kau berikan padaku?” Kyu Shik celingukan.
“Apa? Apa ini? Apa kau tahu jam berapa ini? Kau belum makan malam? Kau menyuruhku menyiapkan makan malam lagi? huh?” Kyung Mi yang sedang menghitung pengeluaran bulanan marah-marah.
“Tidak, bukan begitu. Hari ini 14 Februari. Hari Valentine.”
“Ha! Hari Valentine apa? Tidakkah kau tahu kita menerima tagihan kartu kredit tanggal 14 Februari? Kenapa kau membelanjakan banyak bulan ini? Huh?”
“Kau…satu-satunya yang kau katakan hanya uang? Saat kita berkencan, kau selalu memberiku hadiah coklat.”
Hoon Young mendekat, “Hei, ayah! Kau memberi coklat pada pria yang kau cintai. Ibu tidak mencintaimu. Dia selalu marah padamu.”
Kyu Shik bersandar ke dinding, “Dengar! Ah! Apa mungkin anak bicara begini jika tidak seburuk itu?”
Kyung Mi tak mau disalahkan, “Diam. Jika kau belum makan, aku membuat sup, hangatkan dan makanlah sendiri.”
Kyung Mi membereskan catatannya dan berjalan masuk ke kamar, tak lupa seperti ingin menggetok kepala Hoon Young.
Hoon Young memandangi ayahnya yang masih saja celingukan, siapa tahu istrinya menyembunyikan hadiahnya.
Duk Young menghampiri mereka dan memberikan coklat masing-masing satu. Hoon Young menghela nafas, dia menoleh pada ayahnya seolah meminta coklat milik ayahnya. Kyu Shik menggeleng dan menutup mata.
***
Dae Young dan Jin Yi pulang ke apartemen. Jin Yi meminta Dae Young beristirahat dan berkata dia senang hari ini. Dae Young tersenyum menyuruh Jin Yi masuk dan mengelus kepala Jin Yi seperti biasa.
Soo Kyung yang baru sampai melihatnya, dan pasti salah paham.
Dae Young melihat Soo Kyung dan menyapanya. Dae Young melihat bungkusan coklat yang dipegang Soo Kyung.
“Pasti kau mendapatkannya dari seseorang. Milikku populer juga!”
“Apa?”
“Ah! Aku sebaiknya tidak memanggilmu ‘milikku’ mulai sekarang.”
Soo Kyung kesal dan berjalan masuk. Dari sudut pandangnya, Dae Young melihat Soo Kyung berjalan pergi karena malu. Dae Young merasa Soo Kyung berjalan lancar dengan Hak Moon. Dae Young pun berjalan ke apartemennya.
Di apartemennya, Soo Kyung juga merasa Dae Young berjalan lancar dengan Jin Yi. Soo Kyung sedih. Dia kemudian membuang bungkusan coklatnya ke dalam tong sampah. Dan menaruh jaketnya begitu saja di lantai.
***
Hak Moon di dalam mobilnya menuju rumah. Dia mendengar sebuah lagu dari radio yang dinyanyikan Hot Potato berjudul ‘Pengakuan’.
Kenangannya melayang pada saat dia dulu pertama kali jatuh cinta pada Soo Kyung semasa kuliah. Dan saat dia ‘menindas’ Soo Kyung di pekerjaan. Juga saat dia merasa kehilangan saat Soo Kyung berhenti kerja. Saat dia meminta kembali Soo Kyung bekerja dan dia mulai menyukai Soo Kyung lagi.
Hak Moon melihat bungkusan coklatnya dan memutar arah mobilnya, pasti menuju apartemen Soo Kyung.
***
Soo Kyung keluar kamar mandi dan terkejut melihat tempat sampahnya berantakan. Soo Kyung memanggil Barassi hendak memarahinya.
Barassi terbaring di lantai. Soo Kyung berusaha membangunkan Barassi. Dia melihat bungkusan coklat di samping Barassi dan ada muntahan Barassi.
Hak Moon tiba di depan gedung apartemen Soo Kyung. Dia menghubungi Soo Kyung tapi tidak diangkat. Hak Moon mengira Soo Kyung sudah tidur. Tapi kemudian dia melihat Soo Kyung yang bergegas turun dengan cemas.
Hak Moon bertanya apa yang terjadi pada Soo Kyung.
“Barassi…Barassi…” Soo Kyung tampak sangat khawatir.
“Apakah dia sakit?” Hak Moon menggendong Barassi dan meminta Soo Kyung masuk ke mobilnya.
Hak Moon memberikan Barassi kembali pada Soo Kyung yang sudah masuk ke dalam mobil. Dan dia sendiri bergegas ke pintu kemudi.
Di dalam mobil Soo Kyung menangis, “Ini semua karena kesalahanku. Aku meletakkan coklat sembarangan.”
“Dia akan baik-baik saja. Anjing tidak selemah itu. Bahkan anjing yang dulu menggigitku, dia kecil, tapi sangat kuat. Jangan khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa.” Hak Moon berusaha menenangkan Soo Kyung.
“Barassi…” Soo Kyung menangis sambil memeluk Barassi.
***
Dae Young keluar dari apartemennya hendak membuang sampah. Dia kemudian melihat pintu apartemen Soo Kyung yang terbuka, terganjal sepatu.
Dae Young masuk dan melihat kamar Soo Kyung yang berantakan. Dae Young memanggil Soo Kyung tapi tidak ada yang menyahut. Dae Young memeriksa kamar mandi, Soo Kyung tidak ada.
Dae Young mencoba menghubungi ponsel Soo Kyung. Tapi ponselnya berdering di sana, ponsel Soo Kyung ada di dalam tasnya. Dae Young khawatir, apakah terjadi sesuatu pada Soo Kyung.
***
Di klinik hewan. Barassi sudah ditangani oleh dokter. Dokter pun menemui Soo Kyung dan Hak Moon, “Seperti yang anda ketahui, coklat mengandung theobromine. Bagi anjing, akan menekan saraf dan jantungnya. Untuk anda cepat menemukannya, sehingga belum terserap. Setelah kami pompa isi perutnya, dan untuk sementara beristirahat, dia akan baik-baik saja.”
Hak Moon dan Soo Kyung merasa lega. Soo Kyung berkali-kali mengucapkan terima kasih pada dokter.
Hak Moon meminta Soo Kyung untuk tidak khawatir lagi dan duduk. Soo Kyung duduk dan merasa kedinginan. Hak Moon mengenakan jaketnya pada Soo Kyung. Soo Kyung menolak, tapi Hak Moon bilang tidak apa-apa.
Soo Kyung melihat noda muntahan di jaket Hak Moon, dia merasa tidak enak dan meminta maaf. Tapi Hak Moon bilang tidak apa-apa.
“Terima kasih. Meski kau takut anjing, kau menggendong Barassi dan membawanya kemari.”
Hak Moon berusaha mengingat, benarkah dia menggendong Barassi?
“Tapi…kenapa kau melakukannya? Kau fobia anjing tapi…kau bilang ingin memelihara anjing. Kau memintaku pergi denganmu melihat anjing yang dibuang.”
“Sebenarnya…aku ingin lebih dekat denganmu.”
“Denganku? Kenapa?”
Hak Moon menatap Soo Kyung, “Karena aku menyukaimu.”
“Apa?” Soo Kyung tak percaya dengan pendengarannya.
“Kali ini, sungguh, di tempat yang indah, aku ingin menyatakan cinta dengan pantas. Seperti 10 tahun yang lalu, aku tidak ingin seperti itu.”
Soo Kyung masih bingung, “Apa kau…?”
“Kau mungkin tidak ingat…namun 10 tahun yang lalu, aku menyatakan cinta padamu, Sekretaris Lee. Aku ditolak mentah-mentah. Aku memintamu tetap disisiku untuk balas dendam, dan aku mengganggumu. Memikirkannya kembali, semuanya…perasaanku padamu…belum terselesaikan. Aku takut akan terluka lagi. Aku mengabaikan perasaanku. Tapi…aku tidak ingin seperti itu lagi.”
Hak Moon menatap Soo Kyung dalam, “Aku..menyukaimu, Soo Kyung.”
***
Flashback. Seorang pria yang hanya diperlihatkan sepatunya keluar dari apartemen Soo Kyung.
***
Bersambung ke episode 13 ~
Komentar:
Akhirnya Hak Moon menyatakan perasaannya dengan tulus, yang sukses membuat Soo Kyung terkejut.
Soo Kyung salah paham melihat Dae Young dan Jin Yi bersama. Sepertinya Soo Kyung akan mencoba membuka hatinya pada Hak Moon, untuk melupakan Dae Young.
komen dlu sblum baca...
ReplyDeletesmangat trus mbak mumu nulis sinop let's eat nya...
makin pnasaran...
Yoon Doo Joon oppa.. <3
Jadi penasaran sama episode selanjutnya nih,... Semangat ya.
ReplyDeleteFighting!
Yay..kelanjutannya udah ada..ko aku jadi curiga klo yang jadi sniper itu mantan suami so kyung ya..makin penasaran...dini..
ReplyDeleteIya kalo penjahatnya pengantar paket yg baru itu kok kyknya ketebak bgt gt ya mgkn dia hanya utk pengalih perhatian penonton aja kali ya.
Deletemakasih mb mumu. hana
ReplyDeleteD tunggu episode2 selanjutnya
ReplyDeleteJadi yg menjadi peneror don't ask why siapa ya...? apa mungkin si pengantat paket itu atau siapa....iiihh..makin penasaran baday!!
ReplyDeleteMakasih jeng mumu .... tambah penasaran dech ama kelanjutannya ....
ReplyDelete