Sinopsis MISS KOREA Episode 15 – 1
Pemenang penghargaan popularitas dimenangkan oleh Kim Jae Hee, dan tempat kedua diduduki oleh Oh Ji Young.
Tim ViVi berteriak meluapkan kegembiraan mereka.
Di QBS, para karyawan dan Sekretaris Yoon bertepuk tangan merayakan kemenangan Jae Hee. Sedangkan Madam Ma masih diam dengan anggunnya, tapi aku rasa dia juga merasa senang.
Di kantornya, Yoon menyaksikan pengumuman itu di televisi. Dia bergumam minta maaf pada Hyung Joon, lalu menghubungi seseorang.
“Catatan surat hutang yang diterbitkan ViVi untuk Neo, berapa harganya? Kirimkan melalui bank besok. Dua catatan dari tempat lain juga beli semuanya. Semuanya.”
Yoon menutup telponnya.
***
Miss Korea Episode 15
Hyung Joon dan Ji Young duduk bersama. Ji Young berkata, di final besok walaupun dia jadi juara dua, dia tidak bisa minta apa-apa lagi. Hyung Joon bilang Ji Young harus juara pertama. Kalau Ji Young bisa jadi juara kedua, artinya sangat mungkin untuk jadi juara pertama.
Sebanyak apapun Ji Young memikirkannya, dia merasa sangat aneh bagaimana dia bisa menjadi juara 2. Hyung Joon berpendapat Ji Young pasti bisa menjadi juara pertama kalau Ji Young bisa melakukannya sebaik malam perayaan di babak final.
Ji Young tersenyum mendengar kata-kata menenangkan dari Hyung Joon.
Hyung Joon kembali berkata, jika Ji Young merasa gugup, dia akan duduk ditempat terbaik sehingga Ji Young bisa melihatnya dari panggung.
“Jadi, lihatlah aku. Tepat di belakang juri. Kami akan duduk disana.”
Ji Young merasa heran karena dia mendengar sulit mendapatkan tiket tempat duduk di tempat itu. Hyung Joon bilang dia mengantri semalaman, dia memperoleh tiket tempat duduk untuk Jung, Hwa Jung, Kang Woo, Heung Sam dan untuknya dengan susah payah. Kursi itu mudah dilihat oleh peserta yang berada di panggung. Jadi sangat memperoleh kursi itu.
“Jadi, berpikir bahwa kau sendirian, bahwa kau berdiri di panggung sendirian, aku memberitahukanmu agar tidak takut. Dengan begitu kau bisa melihat kami, kami akan berdiri tepat di belakang kursi juri untuk mendukungmu. Jangan berpikir untuk mencoba terlihat baik di depan juri, berpikirlah bahwa kau melakukan latihan terakhirmu dengan kami.”
“Bahwa aku melakukan latihan terakhir denganmu, Oppa?”
“Betul. Ketika kau keluar memakai baju renang…”
“Bahwa sekarang aku sedang berjalan ke arah Oppa?”
“Benar sekali. Mungkin kelihatannya kau sedang tersenyum kepada para juri, tapi…”
“Aku sekarang sedang tersenyum untuk Oppa.”
“Tepat sekali! Jadi kalaupun kau merasa seperti mulutmu kaku setelah berlatih melakukan ‘waikiki’ selama 3 jam…”
“Aku sekarang sedang tersenyum untuk Oppa yang sedang mengalami waktu sulit.”
“Betul. Tepat sekali seperti itu. Karena itu, lihat saja kepadaku.”
Ji Young mengangguk.
“Selama kompetisi berlangsung.”
“Aku mengerti.”
(kenapa sedih ya liat adegan ini, haru…)
***
Madam Ma bertemu dengan Kim Suk Chul. Madam Ma meminta Jae Hee (yang sudah menghilang 1 hari 1 malam) dikembalikan. Suk Chul balik meminta pada Madam Ma agar Madam Ma menyerah. Jae Hee akan mengikuti permintaannya dan tidak lagi mengikuti Miss Korea.
“Saya akan menemui Jae Hee dan mendengar langsung darinya.”
“Presiden Ma. Saya yakin anda tidak ingin berhenti bekerja untuk bisnis Miss Korea mulai tahun ini. Kecuali jika itu bukan perkaranya, akan lebih baik untuk anda agar meninggalkan Jae Hee sendiri.”
Madam Ma tersenyum tipis dan bertanya apakah Suk Chul sedang mengancamnya. Suk Chul menyangkal, dia hanya penasaran, jika Madam Ma telah membayar pajak dengan baik, sebagai warga negara, sejak Madam Ma mengirimkan bunga itu.
Suk Chul juga berkata, dia melihat belakangan ini Jasa Pajak Nasional telah memeriksa banyak tempat untuk menangkap penduduk yang melakukan pengelakan pajak dan transaksi yang tidak terekam.
“Jika hal itu terjadi pada anda, Ibu dari Miss Korea, bukankah itu akan sangat memalukan?” Suk Chul lalu tertawa.
Madam Ma berjalan meninggalkan kantor Suk Chul. Dia menerima telpon dari Jae Hee dan bertanya dimana Jae Hee.
Mereka pun bertemu di sebuah restoran. Madam Ma sudah bicara baik-baik dengan pihak penyelenggara, jadi dia meminta Jae Hee untuk segera kembali ke camp pelatihan.
“Presdir…” Jae Hee tampak sedih.
“Cukup berkelananya. Apa yang membuatmu bimbang? Itu bukan karena kau sudah sama sekali menyerah pada Miss Korea, kan? Kebisuanmu terdengar seperti permohonan untuk mempertahankanmu. Bukankah begitu? Kau tahu kau jadi pemenang pertama di malam perayaan, kan?”
“Ya.”
“Kau akhirnya sudah sampai. Tidakkah kau penasaran bagaimana akhirnya? Kau sudah hampir sampai disana. Terserah padamu untuk menyebutkan ayahmu atau tidak. Aku menghargai pilihan itu. Tapi kalau kau benar-benar ingin di akui dunia, apakah kau putrinya Anggota Kongres Kim Suk Chul atau bukan, seberapa pentingkah itu? Inilah kesempatan terbaik dan tahap terbaik untuk membuktikan harga dirimu dengan hanya menjadi dirimu sendiri. Miss Korea.”
Jae Hee tak kuasa menahan tangisnya. Madam Ma bilang dia akan memegang Jae Hee dan mengajaknya pergi kembali ke camp.
***
Jung berjalan bersama Hwa Jung. Jung bertanya apakah Hwa Jung ingin diantar pulang olehnya. Hwa Jung tidak menjawab, maka Jung meminta Hwa Jung untuk melupakannya saja.
“Jung Seon Saeng. Kalau kita, barangkali, membayar semua hutangnya, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”
“Apa?”
“BB cream sudah diluncurkan. Sepertinya ada kemungkinan untuk memenangkan Miss Korea yang terlihat mustahil. Jika kami membayar hutangnya, kau tidak akan punya alasan untuk datang lagi ke perusahaan.”
“Yah, kalau begitu aku bisa kembali bekerja untuk mengumpulkan uang, mengejar perusahaan dan presiden lainnya seperti Kim Hyung Joon. Atau aku bisa berhenti dan membuka restoran ayam atau sesuatu. Apakah kau bahagia tidak akan melihatku lagi?”
Hwa Jung mengiyakan, tapi sepertinya sebaliknya, karena kemudian dia berkata bahwa awalnya dia bahkan tidak bisa mengunyah makanan ketika pertama kali melihat Jung. ‘Kapan kami akan bebas darinya? Kapankah datang hari dimana aku tidak harus melihat dia lagi? Akankah mungkin untuk tidak bertemu dengannya?’, itulah yang selalu ada di pikiran Hwa Jung.
Jung meminta Hwa Jung datang sekali-kali untuk minum ketika dia nanti membuka restora ayam. Dengan yang lain. Jung bertanya Hwa Jung akan melakukannya kan? Hwa Jung tidak menjawab dan berjalan pergi.
(Aku kira, alasan Hwa Jung bertanya seperti itu, sepertinya nih…karena Hwa Jung mulai menyukai Jung…)
***
Ji Young termenung di kasurnya. Pintu kamar dibuka. Jae Hee masuk dan menuju kasurnya. Ji Young, Soo Yeon dan Sun Yeong menatapnya heran. Jae Hee tidak memperdulikan mereka, dia membuka sepatu dan merebahkan diri di kasur tanpa berganti pakaian, lalu memejamkan mata.
Ji Young bertanya mengapa Jae Hee bermalam di luar. Jae Hee hanya menjawab dengan helaan nafasnya. Ji Young bertanya kembali, “Kenapa kau memiliki begitu banyak rahasia?”
Jae Hee menjawab sambil tetap memejamkan mata, “Ketika hanya ada kau dan aku tersisa, aku akan memberitahumu.”
***
Esok pagi di kantor, tim ViVi mempersiapkan atribut untuk menyaksikan malam final Miss Korea besok malam. Heung Sam bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan agar suara mereka bisa terdengar sampai ke panggung.
Heung Sam dan Kang Woo pun mencoba berlatih memberikan kata-kata semangat untuk Ji Young sambil membawa poster. Hwa Jung tertawa dan meminta mereka cepat beres-beres untuk ke base camp dan latihan.
Jung yang juga ada disana melihat Hwa Jung memakai sepatu yang dibelikannya.
Lalu telpon berdering. Heung Sam menjawabnya, ketika Heung Sam menyebut catatan surat hutang, suasana menegang. Ternyata ada pengembalian catatan surat hutang (yang berarti ViVi harus membayar) dari Neo Cosmetics. Heung Sam kesal karena sebelumnya Presdir Kang menolak bertemu dengannya ketika dia pergi kesana untuk menanyakan perpanjangan catatan itu. Dan sekarang dia menarik kembali catatan itu tanpa memberitahu mereka lebih dulu. Heung Sam kesal karena mereka bukan berbisnis dengan Neo hanya beberapa hari saja.
Hwa Jung bertanya apakah mereka punya dana investasi yang cukup.
Heung Sam bilang mereka bisa menutupi yang satu ini. Tapi jika mereka menutupinya, mereka tidak akan punya cukup uang untuk membeli bahan BB cream.
“Setelah kompetisi berakhir, kita harusnya bisa dapat investasi kedua dari Yoon, kan?” tanya Kang Woo.
Telpon kembali berdering. Dan Heung Sam yang menjawab telpon itu sangat terkejut ketika di dengarnya bukan hanya catatan surat hutang Neo yang dikembalikan, tapi yang lainnya juga.
(surat hutang ini pasti ulah Yoon. Dia kan sebelumnya menyuruh sekretarisnya untuk membeli semua surat hutang yang diterbitkan ViVi. Dia membeli lalu mengembalikannya agar ViVi harus segera membayar..)
***
Staf rekaman bersiap untuk siaran nanti malam.
***
Ji Young datang ke base camp. Hyung Joon bertanya apakah Ji Young bermimpi bagus. Ji Young membenarkan. Hyung Joon lalu meminta Ji Young mencoba gaun yang akan dipakai Ji Young selama babak kedua sebelum pergi ke aula kompetisi. Di saat akhir kompetisi, Ji Young akan memakai gaun itu.
“Aku seharusnya bisa lanjut ke babak kedua, kan?”
“Tentu saja. Kenapa kau khawatir? Kau akan lanjut. Tak usah khawatir. Kau kan pemenang kedua untuk penghargaan popularitas. Kalau kalau…kalau…aku ragu kalau itu akan terjadi, tapi walaupun kau tidak lanjut ke babak kedua, tak usah khawatirkan aku karena aku akan baik-baik saja. Yang ingin aku katakan adalah, jangan membebani dirimu untuk mencoba menyelamatkan perusahaan kami. Hari ini, kau akan berada di panggung itu untuk dirimu sendiri. Berpikirlah kalau adegan kedua dari hidupmu akan dimulai. ‘BB cream…Presdir Kim…’ Lupakan semua itu. Fokus saja pada dirimu, oke?”
Ji Young tersenyum mengiyakan.
Para pendukung dan sponsor mengantar para kandidat menaiki bis menuju tempat acara. Begitu juga Hyung Joon. Dia kembali meminta Ji Young untuk tidak khawatir karena Ji Young akan melakukannya dengan baik.
“Fighting!” Hyung Joon memberikan semangat.
Ji Young masuk ke dalam bis dan duduk. Hyung Joon dari luar berkata dia akan segera menemui Ji Young disana. Ji Young membuka jendela dan berterima kasih.
“Oppa! Aku tidak akan dikeluarkan dari Miss Korea, aku akan menempel padamu dan juga tidak akan dibuang olehmu. Kuatkan dirimu.”
“Baiklah.”
“Cepat datang.”
“Oke. Dingin. Tutuplah.”
Ji Young menutup jendelanya dan melambaikan tangan pada Hyung Joon. Bis berjalan. Hyung Joon menatap kepergian bis yang membawa Ji Young.
Pager Hyung Joon berbunyi. Yang tertera di layar adalah panggilan darurat.
***
Ji Young masuk ke aula kompetisi untuk nanti malam. Dia menyentuh besi pembatas di kursi penonton. Ji Young berdiri tepat di tengah-tangah yang langsung menghadap ke panggung. Dia tersenyum.
Dalam bayangannya, dia keluar ke panggung menggunakan gaun. Hyung Joon dari kursi penonton memanggilnya dan memberikan contoh berdiri yang baik, dan meminta Ji Young tersenyum.
Lalu, masih dalam bayangannya, Ji Young keluar menggunakan pakaian renang. Kakinya tersandung, dan selempangnya sedikit turun. Hyung Joon yang ada di kursi penonton mengingatkan Ji Young untuk tersenyum.
Masih dalam bayangannya, Ji Young mengenakan pakaian gaya 80an dan menari-nari di panggung. Hyung Joo tersenyum menyaksikannya dan memberikan standing applause ketika Ji Young selesai melakukannya. Hyung Joon lalu berteriak, “Hei, Ji Young-ah! Lihatlah kepadaku kalau kau gugup. Oke?” Hyung Joo mengacungkan dua jempolnya untuk Ji Young.
Ji Young tersenyum memantapkan tekadnya melihat bayanga-bayangan itu.
***
Hyung Joon masuk ke dalam kantor dan langsung bertanya apa maksud Hwa Jung mengatakan perusahaan mereka bangkrut. Hwa Jung bilang sepertinya catatannya datang langsung dari bank sekaligus, harganya 400 juta won. Hyung Joon kembali bertanya apakah Hwa Jung sudah memeriksa kepada siapa saja catatan surat hutang itu diterbitkan.
Ada tiga tempat. Neo, alat perlengkapan dan persediaan bahan.
“Dua tempat lain selain Neo, bukankah mereka berjanji akan memperpanjang jatuh temponya?”
Hwa Jung mengangguk. Heung Sam dan Kang Woo pergi kesana untuk menemui presidennya.
“Apa-apaan ini, sepertinya semua ini sudah di rencanakan? Mereka berjanji memperpanjang jatuh temponya, tapi menarik kembali catatannya sekaligus? Jika ada orang dibalik ini semua…”
Hyung Joon lalu pamit pergi menemui Yoon untuk memintanya menyetor bagian kedua investasinya. (Aku pikir Yoon sudah setor langsung sekaligus…)
Jung yang ada disana, walaupun dia hanya diam, sepertinya ikut panik.
***
Yoon: “Kau ingin aku memberimu investasi kedua lebih cepat?”
Hyung Joon: “Ya. Aku menyadari bahwa uangnya seharusnya disetor tepat seminggu setelah kompetisi ini berakhir, tapi aku berada dalam situasi berbahaya.”
Hyung Joon menjelaskan, 3000 BB cream yang pertama mereka buat sudah terjual habis di pasaran dan barangnya di terima dengan baik. Pager Hyung Joon berbunyi, tapi tak dihiraukannya. Hyung Joon bilang karena Ji Young kemarin menang, makan hari ini ada kemungkinan dia masuk tiga besar.
Pager Yoon berbunyi untuk yang kedua kalinya, panggilan darurat. Hyung Joon kemudian meminjam telpon Yoon. Hyung Joon menghubungi Heung Sam. Hyung Joon mendengar sesuatu yang membuatnya terkejut. Dia menghela nafas panjang setelah menutup telponnya, dan berkata pada Yoon.
“Itu kau? Orang yang menarik kembali catatan itu?”
Yoon diam, tak menyangkal atau membenarkan.
“Orang yang menyuruh Neo Cosmetics untuk berhenti menyediakan bahan untuk kami, mungkinkah itu kau? Orang yang membeli semua produk BB cream di pasar, mungkinkah itu kau juga? Kenapa? Apakah karena Ji Young? Untuk memutuskan hubunganku dengan Ji Young?”
Yoon tersenyum geli, “Sungguh naif. Karena inilah kau tidak akan berhasil.”
“Apa?”
“Hanya ada satu alasan untukku melakukan bisnis ini. Kalau bisa mendapatkan untung. Kalau bisa balik modal.”
“Apa yang menguntungkan bagimu? Apa yang harus kau lakukan agar kau bisa balik modal? Huh?!!”
“Perusahaanmu bangkrut. Membelinya dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi. Bukannya kau tidak mengetahui dengan datang kepadaku dari awal apa yang akan aku lakukan. Tatapan penghinaan yang kalian berikan kepadaku, ketika meminta uang. Kau pikir aku tidak mengetahuinya? ViVi Cosmetics, perusahaanmu akan jatuh sebentar lagi.”
Hyung Joon memukul Yoon. Yoon mendorong Hyung Joon ke kursi hendak memukulnya balik, tapi tidak jadi. Yoon bilang Hyung Joon tidak akan berakhir lama. Sekalinya Hyung Joon bangkrut, seperti yang tertulis di kontrak, dia akan mendapatkan setiap hak untuk BB cream. Bahkan kalau bukan karena dia, ViVi Cosmetics tidak akan bisa bertahan lama.
***
Ji Young menanti kedatangan Hyung Joon dengan gelisah.
***
Hyung Joon menelpon kantor. Kang Woo bertanya haruskan mereka setidaknya menjual catatan yang mereka terima sebagai pembayaran. Hyung Joon bilang kalau mereka menjualnya sekarang, mereka tidak akan punya dana untuk produksi. Dia akan pergi mencari klien sekarang, dan menyuruh Kang Woo pergi ke bank untuk melihat apa yang bisa di lakukan.
Heung Sam, Kang Woo, dan Hwa Jung, merasa mereka akan gila.
Hyung Joon keluar dari gedung sebuah perusahaan. Dia di tolak, perusahaan itu tidak bisa memberikan uang pada Hyung Joon karena dia juga hampir mau bangkrut. Hyung Joon menghela nafas panjang.
Hyung Joon menghubungi Ji Young, dia mengatakan dia sedang dalam perjalanan tapi dia merasa kalau dia akan datang terlambat. Tapi dia akan tiba ketika acaranya hampir mulai, jadi Ji Young jangan khawatir.
“Kenapa suaramu begitu? Apakah semua orang baik-baik saja? Hwa Jung tadi menelpon, meminta maaf dan meminta menunggu sebentar lagi. Suaranya terdengar aneh..”
“Aku akan menyuruhnya segera pergi ke tempatmu, jadi bersiap-siaplah dulu. Maafkan aku. Semuanya baik-baik saja. Tidak usah cemas. Mengerti?”
“Ya.”
“Ji Young! Aku minta maaf.”
“Pastikan datang sebelum acaranya di mulai. Aku akan melakukannya sementara melihatmu duduk diantara penonton. Kau menyuruhku begitu.”
“Aku mengerti.”
“Harus!”
“Pasti! Hei, sampai jumpa nanti.”
Hyung Joon menutup telponnya dengan suara masih terengah-engah.
Ji Young pun bergegas pergi ke ruang make-up. Disana penuh. Ji Young tidak bisa mendapatkan kursi untuk merias diri.
Madam Ma ada disana sedang merias Jae Hee. Madam Ma bilang efek terbesar yang dimiliki rambut singa adalah untuk membuat seseorang terlihat penuh energi. Ketika rambut bervolume dan agak mengembung, seseorang akan terlihat percaya diri dan lincah.
Madam Ma menyadari Ji Young yang sedang melihatnya. Ji Young minta maaf, tanpa sadar dia memperhatikan Madam Ma.
Madam Ma melihat penampilan dan kerepotan Ji Young membawa barang, dia bertanya apakah Ji Young sendirian. Ji Young bilang mereka segera datang. Madam Ma bertanya lagi apakah Ji Young tidak punya cermin. Ji Young bilang dia akan mengantri.
“Apakah kau pikir mereka akan membiarkanmu menggunakan cerminnya dengan cepat karena kau mengantri?”
Ji Young terdiam. Sekretaris Yoon lalu mengingatkan Madam Ma untuk membiarkan saja Ji Young, karena mereka saingan sekarang.
“Itu karena saingannya terlihat seperti gadis sedih tak berumah berkelana sendirian ketika hujan tanpa payung. Dia merusak kesenangannya. Dimana Presdir Kim dan apa yang dia lakukan di hari pada babak final? Dia seharusnya memegangkan payungmu. Apakah kau akan naik panggung sendiri tanpa pendampingmu? Apa yang kau coba lakukan di hari babak final, hari paling penting?”
“Aku baik-baik saja sendirian.” Ji Young tersenyum.
Madam Ma bilang Ji Young tidak punya pendamping, jadi Ji Young bahkan tidak mendapatkan cermin. Dan bagaimana dengan rambut dan riasan Ji Young? Apa yang akan Ji Young lakukan? Apakah Ji Young akan membawa tas itu ke ats panggung seperti penjual keliling? Tahukah Ji Young ada berapa pencuri di sana? Madam Ma bilang ada gadis-gadis yang tidak bisa naik panggung karena baju renang mereka dicuri. Lebih buruk jika gaun yang dicuri.
Ji Young yang tidak mau terus mendengar omelan Madam Ma, pamit undur diri. Madam Ma menyuruh Ji Young pergi ke kamar mandi perempuan. Ruangannya lumayan, tempat yang bagus untuk Ji Young mempersiapkan diri. Ji Young berterima kasih dengan membungkuk.
Setelah Ji Young keluar, Madam Ma berkata pada Jae Hee, tidaklah menyenangkan jika terlalu mudah. Jae Hee mengerti.
Madam Yang yang melihat kejadian tadi mencibir Madam Ma yang dianggapnya suka ikut campur. Berpura-pura seperti sampai akhir.
Madam Yang berkata rambut singa Sun Yeong membuatnya lincah dan penuh energi.
Soo Yeon merajuk, meminta Madam Ma mengurus rambutnya juga. Madam Ma tidak mau, lakukan saja sendiri. Sekretaris Yoon yang akan melakukannya. Soo Yeon kembali merajuk, hanya dia yang dibenci Madam Ma. Madam Ma bilang kalau saja Soo Yeon berkelakuan baik, dia akan menggendong Soo Yeon dipunggungnya.
***
Ji Young berjalan menuju kamar mandi. Langkahnya melambat saat dilihatnya Yoon. Yoon menghampiri Ji Young dan akan membantunya. Ji Young menolak.
“Kau tidak bisa melakukannya sendiri.” Yoon lalu meminta dua orang perempuan yang bersamanya untuk membawakan koper Ji Young dan mempersiapkan rambut dan riasan Ji Young.
Ji Young kembali menolak, “Tidak apa-apa. Oppa akan tiba disini. Dia bilang dia akan segera datang.”
Yoon tak bisa berkata apa-apa hanya memandang Ji Young yang berjalan menjauh.
Ji Young pergi ke kamar mandi. Dia menyimpan alat-alat riasnya di dekat wastafel. Ji Young merias wajah dan menatap rambutnya sendiri. Ji Young tersenyum melihat hasilnya.
***
Yoon seperti menunggu seseorang di lobi. (Siapa? Hyung Joon? Ngapain nunggu, kau sendiri yang membuatnya tidak bisa datang.)
***
Ji Young mengenakan baju gaya 80-an bersama teman-temannya di panggung. (agak aneh, tadi kan udah pada dandan pake rambut singa. Sekarang engga, Jae Hee aja rambutnya di kepang, hehe..)
Sutradara panggung meminta kelompok Jae Hee dan kelompok Ji Young untuk melakukan batu, gunting, kertas untuk memutuskan siapa yang tampil lebih dulu. Merekapun melakukannya, dan Jae Hee menang, maka kelompok Jae Hee duluan dengan lagu ‘Macarena’.
Setelah Jae Hee, lalu kelompok Ji Young dengan lagu lain. Begitu seterusnya menari bergantian dengan arahan sutradara.
Kang Shik berada disana menyaksikan latihan itu. Dia mendapatkan telpon dari seseorang.
“Apa? Catatan? Dari ViVi? Jadi BB cream akan menghilang tanpa sempat masuk pasar, kan? Baiklah. Coba lihat apabila anak-anak di ViVi berhubungan dengan perusahaan lain.”
Kang Sik tersenyum sinis setelah menutup telponnya dan berkata, “BB cream…berlagak keras kepala padahal akhirnya akan jatuh ditanganku juga.”
Tak lama, para juri dan penonton memasuki aula. Madam Yang kesal karena kursi paling depan, yang sekarang di depannya, masih belum ada orangnya. Padahal dia sudah menyuruh keluarganya untuk mengantri di bank untuk membeli tiket kursi itu, tapi sudah ada yang lebih cepat membelinya.
Keluarga Oh juga datang kesana. Dan Yoon, tentu saja.
***
Hyung Joon pulang ke perusahaan. Dia terkejut melihat para preman berdiri di depan gudang perusahaan.
***
Acara Miss Korea 1997 sudah dibuka oleh MC.
***
Hyung Joon masuk ke dalam kantor. Disana sudah ada Hwang dan anak buahnya. Hwang menyapa Hyung Joon.
Hyung Joon bilang perusahaannya belum bangkrut. Kalau Hwang melakukan ini sebelum mereka menyatakan kebangkrutan mereka, bagaimana bisa mereka…
Brak! Hwang menghentakkan sesuatu ke meja. “Kalau begitu, saya harus duduk dengn hening sampai anda menyatakan kebangkrutan perusahaan anda dan membiarkan uang saya terbang begitu saja? Saya memang ingin mencoba menunggu sampai akhir tahun.”
Hwang berjalan mengitari Hyung Joon. “Presdir Kim. Anda berbicara saja tentang akhir tahun, seperti anda akan menemukan dan membawa bet goblin (maksudnya uang banyak kali ya). Tapi tiba-tiba anada menyatkan bangkrut seperti ini? Anda sama sekali tidak mempunyai hati nurani. Sial! Jika anda tidak bisa membayar kembali hutang anda, bagaimana kalau anda menyerahkan hidup anda saja.”
Hwa Jung membantah, “Dengar. Kehidupan seseorang…”
“Tidak bisakah kau menutup mulutmu?! Hei, kalau kau berhutang, bertindaklah seperti yang berhutang, hah?! Karena ini bukan posisimu untuk melangkah maju! Tetaplah hancur!” Jung berteriak pada Hwa Jung.
Hwa Jung terdiam. Tak menyangka Jung akan seperti itu… Kang Woo dan Heung Sam juga terdiam di belakang Hwa Jung. Tapi aku rasa, Jung seperti itu hanya karena dia takut Hwa Jung terluka, jadi lebih baik Hwa Jung diam saja. Tidak usah membuat Hwang makin marah.
Hwang bertepuk tangan dan memuji Jung hebat, “Bertindak seperti seorang ksatria hitam untuknya!” Hwang menendang Jung hingga tersungkur.
Kang Woo memanggil Jung dan hendak membantu, tapi di tahan anak buah Hwang.
Hyung Joon berlutut hendak menolong Jung. Jung menepis.
Hwang berkata, itulah kenapa Jung tidak bisa memperlakukan seseorang dengan baik karena mereka mempunyai beberapa tahun di pundak mereka. Mereka bahkan tidak tahu posisi mereka dan bertindak menyimpang. Hwang menginjak jari Jung. Jung menahan suaranya yang kesakitan. Tim ViVi melihatny dengan iba.
Hwang akan memberikan satu kesempatan terakhir pada Jung, “Kau akan memihak siapa? Apakah kau mau mati dengan mereka atau kau mau membunuh mereka denganku? Putuskanlah.”
Hwang melempar pipa besi ke samping Jung.
***
Bersambung ke bagian 2 ~
Komentar:
Yoon..imajinasiku tidak salah. Yoon memang berniat melakukannya sejak awal. Membeli ViVi dengan harga murah, membuatnya bangkrut, dan menjualnya kembali dengan harga tinggi.
Yoon bilang kalau dia melihat mata Hyung Joon yang menertawakannya saat pertama kali Hyung Joon datang meminta uang untuk investasi, tapi apa Yoon buta ya? Buta hati… yang aku lihat di mata Hyung Joon waktu itu adalah keputusasaan dan harapan untuk mendapat bantuan dari Yoon.
Kasihan perusahaan ViVi, habis jatuh tertimpa tangga. Setelah dinyatakan bangkrut oleh bank, malah datang Hwang yang menagih hutang.
Kasihan Ji Young juga, dia harus bersiap berkompetisi sendirian.
Awal episode senang,diakhiri dg kesedihan.-_-
ReplyDeleteak kesal sekali kesaaallllllll
ReplyDeleteitu nek liat dr tv dah tak matiin tvnya
trus kpn2 baca sinopsisnya kkk