Sinopsis MISS KOREA Episode 12 – 2
Ji Young dan tim ViVi berlatih melakukan piramid.
Kang Woo: “Pada acara pembukaan, jika Ji Young dia mengamankan posisi teratas, dia bisa meninggalkan kesan yang besar pada penonton, sehingga selama pemilihan popularitas penonton, akan lebih menguntungkan baginya.”
Hyung Joon: “Itu benar. Pemilihan popularitas tercermin dalam nilai.”
Hyung Joon lalu menyuruh Hwa Jung untuk segera naik. Kang Woo mengeluhkan Heung Sam yang berat sekali. Hwa Jung juga mengeluh mereka akan mematahkan tulang jika mereka harus mengikuti Miss Korea ini dua kali, Hyung Joon meminta mereka untuk melakukan semuanya. Hwa Jung naik, Heung Sam yang mengeluh, dia kira Hwa Jung tidak akan seberat itu.
Hyung Joon: “Hei, hei, hei, Ji Young. Ketika aku bilang ‘start’, kau naik di atas punggung Kang Woo dan Heung Sam lalu panjat. Kau siap kan?”
Belum sempat Ji Young naik, Kang Woo sudah capek, dan akhirnya roboh. Kang Woo kena marah yang lain deh.. mereka mencoba lagi, dan roboh. Mencoba dan mencoba lagi, roboh dan roboh lagi. sampai akhirnya, Ji Young berhasil naik ke atas dan berdiri, mereka pun menghitung sama-sama.
“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh! Berhasil, berhasil!”
Dan roboh…semuanya tertawa gembira dan bertepuk tangan. Hyung Joon bilang kelihatannya mudah, tapi ternyata jauh lebih sulit daripada yang dia pikirkan setelah melakukannya sendiri. Hyung Joon mengeluh punggungnya sakit. Ji Young yang berbaring disampingnya berkata, dia berlatih keras, dia tidak takut sama sekali, dia yakin bisa melakukannya dengan baik besok.
Hyung Joon: “Jangan serakah. Kau akan menyakiti dirimu sendiri.”
“Jangan cemas.”Ji Young menenangkan. “Aku sangat senang, Oppa.”
“Apa yang membuatmu begitu senang. Kau bisa dengan mudah sakit atau menyakiti dirimu sendiri.”
“Tidak, aku bahagia. Terima kasih.” Ujar Ji Young tersenyum.
Ternyata Hwa Jung mendengar percakapan mereka dan melihatnya dengan sedih. Hanya Hwa Jung yang tahu tentang kesepakatan Hyung Joon dengan Yoon.
Lalu Jung yang duduk disamping Hwa Jung mengeluh kesakitan. Hwa Jung tertawa dan mengatai Jung cengeng. Jung bilang dia berada di posisi yang paling sulit, dia harus menanggung berat 3 orang dalam posisi itu (posisi Jung paling bawah dan di tengah). Jung merasa Hyung Joon menempatkan dia disana dengan sengaja.
“Lalu haruskah kita menempatkan Heung Sam yang sakit punggung? Atau kita harus menggantinya dengan Kang Woo?” Tanya Hwa Jung. “Dia menepatkanmu pada posisi itu karena mereka lemah dan tidak tahan berat. Karena kau tampaknya yang paling jantan dari mereka.”
Jung tertawa, “Jantan?”
Heung Sam: “Hei!”
Hwa Jung: “Apa?”
Heung Sam: “Lalu, jika aku tidak terlihat jantan, dan Kang Woo juga tidak, kami terlihat seperti apa?”
Hwa Jung menggerakkan kakinya seolah akan menendang. Heung Sam dan Kang Woo pun tertawa. Jung menatap Hwa Jung sambil tersenyum. (Duh..Jung makin jatuh cinta kayaknya sama Hwa Jung..hehe..)
Ji Young bertanya pada Hyung Joon apa yang harus mereka lakukan pertama kali setelah kompetisi berakhir, “Oppa, apa yang harus kita lakukan pertama kali saat kompetisi berakhir?”
Hyung Joon tak bisa menjawab, dia hanya menatap langit-langit. Ji Young berharap kompetisi akan segera berakhir.
***
Tiga sekawan sedang makan dan minum bersama di restoran hotel. Hyung Joon menerima pesan pager dari nomor tidak dikenal. Dia pun menelpon si pengirim pesan, yang mengaku sebagai juri.
Hyung Joon menemui juri itu di sebuah galeri. Juri itu berkata untuk menghentikan kontestan Seoul dari memonopoli Miss Korea, calon juri baru termasuk dirinya sudah diberi kabar. “Aku memiliki sebuah pameran dan ini kesempatan besar untuk membeli lukisan. Itu sebabnya aku menelponmu.”
“Apa? Jika kau menilai seperti itu…bagaimana bagian ini dinilai…” Hyung Joon bingung.
“Jika kau tidak melakukan apa-apa, semua kontestan Seoul akan segera dieliminasi. Pria ini benar-benar… kau belum tahu apa yang terjadi?”
***
“Sebenarnya apa yang terjadi? Dimana dan apa yang salah? Kau melihat cara direktur galeri dan profesor menatapku, kan? Bahkan jika juri berganti, tidakkah itu terlihat aneh? Seolah-olah itu sudah diatur sebelumnya, seperti mereka tidak mau bertemu pandang dengan Ma Ae Ri, raut mereka berubah. Aku tidak pernah terhina seperti ini dalam hidupku.” Madam Ma mengeluh pada Sekertaris Yoon.
Hyung Jon datang menghampiri, “Predir, apakah itu benar? Akan sulit bagi Miss Seoul jin, Sun, Mi menjadi Miss Korea?”
“Kau terlalu cepat Presdir Kim. Kenapa aku merasa seperti kau baru saja mulai bekerja dengan benar?”
Hyung Joon bertanya apakah seseorang yang mengaku dirinya sebagai juri menyuruhnya membeli lukisan. Belum sempat Madam Ma menjawab, datang Madam Yang memanggil. Dia bertanya apakah Madam Ma sudah mendengar bahwa semua juri akan berubah menjadi orang-orang dari provinsi Gangwon. Madam Ma bilang semua orang disini kecuali Madam Yang sudah mendengarnya, bahkan Hyung Joon. Madam Yang dam Hyung Joon akan beradu mulut, Madam Ma menghentikannya.
Madam Yang lalu bertanya, “Bukankah seharusnya kita segera menemui administrator dan protes?”
Madam Ma: “Bagaimana kau bisa tahu satu hal, tapi tidak tahu dua? Daftar juri bersifat rahasia sebelum diumumkan, apa kau mencoba untuk melobi bahkan sebelum itu diumumkan? Sekarang bukan waktunya untuk itu. Daftar juri akan diumumkan sebelum kita sempat mengeluh atau melakukan apapun.”
Hyung Joon: ”Lalu setelah itu apa? Setidaknya kita bertiga harus mengerahkan kekuatan dan mengatasi krisis ini!”
Madam Ma tertawa, “Kau cukup bagus. Bahkan mendapatkan bantuan dari kontestan daerah lain, kita harus menghentikan kompetisi ini dari pengaruh komplotan jahat.”
Hyung Joon dan Madam Yang mengangguk.
***
Sun Yeong masuk ke dalam kamar yang kosong dan menguncinya dari dalam. Dia memasukan suatu cairan ke dalam salah satu botol kosmetik milik Ji Young. Ada yang mengetuk pintu.
Sun Yeong buru-buru memasukkan kembali botol itu ke tas kosmetik, sehingga tasnya tidak tertutup sempurna. Sun Yeong segera membuka pintu, Jae Hee menunggu di balik pintu. Sun Yeong beralasan dia tidak tahu jika pintunya terkunci. Sun Yeong lalu pergi dari sana.
Jae Hee melihat tas kosmetik Ji Young yang terbuka, dia membetulkannya dan merasa curiga dengan Sun Yeong.
Lalu Ji Young masuk. Jae Hee duduk diam di kasurnya dan terus melihat pada Ji Young. Dia seperti ingin memberitahu, tapi juga tidak ingin ikut campur. Ji Young duduk dikasurnya dan membuka tas kosmetiknya, Jae Hee terus menatapnya. Ji Young bertanya ada masalah apa, apakah Jae Hee dalam kesulitan. Jae Hee tak menjawab dan membuang muka.
Beruntung, ponsel Ji Young berbunyi, sehingga dia tidak jadi memakai kosmetiknya.
Yang menelpon adalah Yoon. Ji Young menemuinya di restoran hotel. Yoon memuji Ji Young tampak hebat. Ji Young berterima kasih. Yoon bertanya pada dirinya sendiri, apa yang akan dia lakukan jika Ji Young menjadi Miss Korea yang sebenarnya. Ji Young berkata, dia bahkan pergi ke camp pelatihan untuk jadi Miss Korea, jika Yoon bilang seperti itu, itu sangat mengecewakan.
“Apakah kau tidak menyukainya? Meskipun kau sudah berinvestasi?” tanya Ji Young.
“Kau jadi Miss Korea atau tidak, kau masih Oh Ji Young yang sama bagiku. Wanita yang selalu membuatku gugup. (Ji Young tertawa) Seperti membuat uang, aku bisa mendapatkan hari wanita seperti yang aku rencanakan sepanjang waktu. Mendapatkan hatimu sangat sulit bagiku bahkan sampai sekarang. Sejak di sekolah, kau tidak pernah pergi sesuai rencanaku.”
“Benarkah?” tanya Ji Young.
“Ya. Kenapa bisa begitu? (Ji Young hanya tersenyum kecil) Aku punya banyak uang dan banyak mainan. Aku takut aku mungkin terlihat seperti brengsek yang merengek karena tidak bisa memiliki apa yang diinginkannya. Aku merasa seperti kau melihatku seperti itu. Aku merasa malu dan marah. Ketika aku kembali ke Korea, aku ingin melihatmu, bertemu denganmu, dan bertingkah sombong. Karena perasaanku yang sebenarnya, aku tidak bisa hanya memanggilmu dengan baik. Tetapi ketika kau muncul dengan Hyung Joon lagi, aku jadi dongkol. Aku menjadi orang yang menakutkan. Juga aku bahkan tidak punya kesempatan untuk menunjukkan perasaan yang aku miliki untukmu. Aku tidak punya judul untuk cinta pertama. Aku hanya salah satu dari pria di sekitarmu, yang tidak kau ingat. Aku memikirkanmu lebih dari cinta pertamamu. (Ji Young mulai terlihat tidak nyaman) Aku penasaran, merasa sedih, dan menyesalinya sendiri. Aku merasa gelisah tentang apa aku harus melakukan ini atau itu. Apa kau akan mempercayainya?”
“Oppa.” Ji Young tidak nyaman.
“Ini karena aku benar-benar menyukaimu, aku menentangmu mengikuti Miss Korea. Kau tidak memikirkan itu? Hyung Joon bilang bahwa dia akan putus denganmu setelah menjadikanmu Miss Korea. Itulah syarat yang ditawarkannya pertama kali. Dia akan putus denganmu setelah menerima investasi. Karena kau hanya melihat temanku seperti dulu, aku tidak akan menghilang tanpa berkata apa-apa, aku tidak akan melakukannya lagi. Aku akan menunggumu. Seperti keinginanmu, aku akan mempersiapkan sampanye untuk hasil yang bagus, berhasil atau tidak, tidak ada bedanya bagiku. Seminggu setelah kontes berakhir, aku akan berada disampingmu. Ketahuilah bahwa kau punya kesempatan lain, jadi berkompetisilah dengan nyaman.”
Ji Young terdiam.
Ji Young memikirkan kata-kata Yoon di kamar mandi. Ji Young merasa terpuruk, sepertinya.
Ji Young mondar mandir dengan gelisah. Lalu muncul Hyung Joon dan bertanya apakah Ji Young menunggunya, apakah Ji Young ingin makan malam, kenapa Ji Young tidak naik, semua orang di kamarnya masing-masing. Ji Young hanya memandang Hyung Joon. Hyung Joon tahu ada sesuatu.
“Apa? Apa terjadi sesuatu?”
“Tidak.”
“Apa maksudmu tidak?”
“Aku bilang tidak.”
“Maksudku, apa maksudmu tidak?”
“Untuk apa menunggu seminggu? Oppa bisa putus denganku sekarang. Karena Oppa sudah menerima uang.”
Ji Young lalu pergi. Hyung Joon mengejar dan menahannya. Ji Young bilang,”Apa ada sesuatu yang aku salah paham? Tidak ada, kan? Kalau begitu tidak apa-apa.”
Ji Young kembali pergi. Hyung Joon terdiam di tempat.
Ji Young pergi ke tangga darurat dan menangis disana. Berusaha memahami apa yang terjadi.
Hyung Joon kembali ke base camp dengan lunglai. Heung Sam dan Kang Woo menanyakan Ji Young, tapi Hyung Joon tidak menjawab, hanya berdiri di depan jendela sambil melamun melihat keluar. Hwa Jung sepertinya paham apa yang terjadi.
Ji Young masih membuka mata di saat teman-temannya sudah tertidur.
Esok paginya, Hyung Joon menunggu Ji Young di taman, tapi Ji Young tidak datang. Hyung Joon menunggu Ji Young untuk sarapan, tapi Ji Young juga tidak datang. Bahkan Hyung Joon menunggu di pintu depan base camp, tapi Ji Young tidak juga muncul.
***
Di kantor ViVi. Semuanya panik karena Neo Cosmetic tidak mau mengirimkan minyak silikon, mereka bilang impor tertunda jadi mereka bahkan tidak bisa memberikan 1 gram pun.
Heung Sam: “Aku bilang pada mereka kita akan memberikan lebih banyak uang tapi mereka keras kepala. Kenapa mereka menjualnya ke perusahaan lain, tapi tidak pada kita? Bukankah itu aneh?”
Hwa Jung: “Bank mungkin meminta surat tagih karena rumor pabrik dihentikan tersebar.”
Kang Woo: “Tidak. Apa masuk akan kita tidak bisa membuat BB cream saat kita punya uang? Kenapa mereka tidak menjual bahan-bahannya hanya pada kita?”
Hyung Joon: “Ayo ke bank lebih dulu supaya kita bisa mencegah permintaan pembayaran.”
Hyung Joon pun pergi bersama Heung Sam dan Kang Woo. Hyung Joon meminta Hwa Jung menjaga Ji Young. Jung yang melihat mereka hanya menghela nafas.
***
Ji Young keluar dari kamar mandi, dia mengambil tas kosmetiknya. Sun Yeong tersenyum sinis melihatnya. Jae Hee melihat dengan was-was. Saat Ji Young mengambil botol kosmetiknya, Jae Jee langsung menyodorkan botol miliknya, “Pakai punyaku.”
Ji Young menoleh tak mengerti, Jae Hee menyuruh Ji Young mengambilnya. Lalu Jae Hee berkata, “Aku benci ikut campur urusan orang lain, tapi karena kita berada di bagian buruk penyelenggara dan mereka tidak terlalu menyukai kita..” Jae Hee menoleh pada Sun Yeong dengan kesal, “Mari kita semua tenang disini.”
Ji Young menoleh pada Sun Yeong dan Jae Hee, juga pada botol kosmetik.
***
Sekertaris Yoon berkata pada Madam Ma, ada sesuatu yang mengganggunya tentang Jae Hee. Madam Ma bertanya ada apa. Sekretaris Yoon bilang, stasiun tv meminta video dukungan keluarga untuk para kontestan, tapi Jae Hee menolaknya. Dan kalau dipikir-pikir, Sekertaris Yoon merasa ada begitu banyak hal yang tidak mereka ketahui tentang Jae Hee.
Sekretaris Yoon: “Bukankah itu aneh? Bahkan jika kau hanya mempertimbangkan masalah kita dengan juri, sepertinya selain penyelenggara acara, ada kekuatan yang lebih besar sedang mengguncang. Setidaknya, itulah yang aku rasakan. Dan rasanya seperti semuanya terjadi karena finalis Miss Korea adalah Kim Jae Hee. Sepertinya menurutku Jae Hee kali ini akan mengalami kesulitan.”
***
Beberapa finalis Miss Korea sedang mengambil gambar untuk ajakan memilih dalam pemilu. Kim Suk Chul datang ke lokasi. Dia bertemu pandang dengan Jae Hee. Lalu seseorang memintanya ikut berdiri di samping finalis Miss Korea. Suk Chul tepat berdiri di samping Jae Hee dan mengumbar senyum.
Reporter bertanya pada Ji Young, presiden seperti apa yang Ji Young harapkan. Ji Young bilang, “Aku mengharapkan presiden yang bisa menyediakan lapangan kerja, sehingga warga negara bisa bekerja, bukannya menganggur.”
Reporter lalu bertanya pada Jae Hee, kandidat mana yang akan dia pilih. Jae Hee menjawab, “Politik adalah tentang menghibur warga, jadi aku berharap calon yang memiliki banyak cinta dan kehangatan keluarganya yang terpilih.”
Reporter bertanya pada Suk Chul, jika dia punya putri, apa dia akan mengijinkannya ikut kontes Miss Korea. Suk Chul berkata, “Ah, ya. Jika dia menang, itu akan jadi suatu kehormatan bagi keluarga kami. Tapi sayangnya, aku tidak punya putri.”
Jae Hee terluka mendengar hal itu, dia langsung meminta ijin pada reporter untuk mengatakan sesuatu pada ayahnya. Reporter mengijinkan. Madam Ma melihatnya dengan curiga.
“Untuk ayahku, yang berada di suatu tempat di luar sana. Aku pasti akan menjadi Miss Korea dan menunjukkan kepada dunia siapa putrimu. Silahkan melihatku.”
Reporter kembali bertanya pada Suk Chul untuk yang terakhir, “Bisakah kau bilang sesuatu untuk calom Miss Korea disampingmu selama kampanye ini?”
Suk Chuk mengiyakan, “Aku harap kalian menyelesaikan babak final dengan baik, dan aku harap kalian semua mendapatkan hasil yang bagus.”
Suk Chuk hendak pergi, tapi reporter itu meminta semua bergandengan tangan.
Dengan canggung Suk Chul menggenggam tangan Jae Hee dan melakukan ajakan memilih. Jae Hee melirik tajam ayahnya.
Suk Chul pun pergi dan bergumam, “Ya ampun, dia keras kepala seperti itunya.”
Madam Ma mendengar gumaman itu dan tampak berpikir.
Finalis Miss Korea di dalam bis hendak kembali ke camp pelatihan. Ji Young dan Jae Hee duduk bersama, dan sama-sama termenung. Jae Hee teringat perkataan ayahnya tadi yang mengatakan dia tidak punya seorang putri. Sedangkan Ji Young mengingat perkataan Hyung Joon yang bilang akan memperlakukan Ji young dengan sangat baik selama satu minggu. Ji Young kemudian mengambil permen karet dan mengunyahnya.
***
Jae Hee menghampiri Madam Ma yang sudah menunggunya. Jae Hee tersenyum pada Madam Ma yang menatapnya.
“Kalian berdua tampak hebat bersama-sama, sebagai ayah dan anak.” ujar Madam Ma tiba-tiba.
Raut wajah Jae Hee berubah terkejut. Madam Ma kembali berkata, “Jika aku tidak lebih dulu membuat anggapan, maka aku tidak berpikir bahwa kau akan mengatakannya dengan mulutmu sendiri. Apa anggapanku benar?”
“Ya. Persis seperti yang kau bayangkan. Presdir…di dunia ini, selain ibuku, kaulah yang pertama…orang yang menyadari keberadaan ayahku. Karena itu kau, aku menyukainya.” Jae Hee berusaha menahan air matanya.
***
Ji Young berjalan menuju kamar. Lalu bisa berhenti dan memikirkan sesuatu. Ji Young berbalik dan berlari, dia pergi ke base camp. Tapi disana hanya ada ahjumma yang sedang bersih-bersih. Ji Young meminta tolong pada ahjumma untuk pergi dulu karena dia ingin sendirian. Ji Young juga meminta vacuum cleaner jangan di bawa. Ahjumma pun keluar.
Ji Young membersihkan karper dengan vacuum, sambil berpikir. Hyung Joon datang, dan berusaha menghentikannya. Apa yang Ji Young lakukan sekarang. Ji Young bilang ketika sedang kacau, bersihkan pikiran dengan sesuatu yang keras, seperti itu lebih baik. Hyung Joon kembali akan mengambil vacuum itu, dan kembali Ji Young menolak. Ji Young kemudian berkata sambil tetap menjalankan vacuum:
“Pada awalnya, bagi Oppa aku…hanya seseorang yang bernilai satu minggu. Aku harga berharga segitu. Aku sangat membenci Oppa, aku merasa seperti ingin menyedotmu dengan vacuum ini dan membuat Oppa sepanjang hidup terjebak dengan debu dan tungau, itupun tidak cukup baik. Aku merasa seperti aku menegaskan bahwa Oppa masih menganggapku mudah, dan aku merasa bodoh dan menyedihkan untuk mengambil keputusan yang sulit untuk kembali bersama Oppa lagi.”
Ji Young mematikan vacuum dan berdiri di hadapan Hyung Joon, “Untuk terakhir kalinya, biarkan aku bertanya sesuatu.”
“Ya. Baiklah.”
“Hari ketika kompetisi Miss Korea berakhir, Oppa akan meninggalkanku? Oppa akan melakukannya?”
Hyung Joon menatap Ji Young, “Ya. Setelah aku membuatmu menjadi pemenang.”
Ji Young tertawa, “Wow, Oppa bisa membuatku menangis (dengan tekad membuatnya jadi pemenang). Ada sesuatu yang dikatakan para pesaing. ‘Kami ingin berada disini sampai babak kedua.’ Pada akhir babak pertama, mereka memilih 15 besar. Dengan kata lain, jika kau tidak masuk 15 besar, maka kau tidak bisa berada di panggung selama babak kedua, yang merupakan sorot nyata dari acara tersebut. Bahkan jika kau berkemas dan diam-diam meninggalkan camp dan pulang, tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun. Selama babak kedua, mereka terlalu sibuk memilih finalis Miss Korea selain yang 15 orang, tidak ada yang ingat 37 orang yang hilang.”
Ji Young menahan tangis, “Memikirkan kau tidak ada disana, rasanya seolah-olah tidak ada babak kedua lagi. Aku merasa seolah-olah hidupku..hanya punya babak pertama.”
“Ji Young..”
“Jadi, aku sudah memutuskan. Saat mengikuti Miss Korea, aku akan ke babak kedua, dan..saat untuk mencintai, aku juga akan membuatnya ke babak kedua. Oppa bisa melanjutkannya dan mengakhirinya pada putaran pertama. Tidak masalah. Oppa bisa mengakhirinya, seperti kontrak. Aku tidak akan membiarkan Oppa pergi. Aku tidak bisa membiarkan Oppa pergi. Aku sakit dan lelah menyerah di tengah dan tidak melihat sampai akhir. Setelah hidup seperti itu selama ini, aku selalu merangkak di bawah dan aku jadi pecundang. Kenapa aku akan jadi gila membiarkan Oppa pergi pada saat ini?”
Ji Young mulai tidak tahan menahan tangisnya, “Oppa adalah seseorang yang selalu berusaha keras untuk memahami perasaanku, yang baik dan…berpikir bahwa aku adalah gadis tercantik di Korea Selatan. (Hyung Joon tersenyum haru) Oppa yang akan membuatku menjadi orang yang akan dihormati sebagai istri Presdir. Dan..”
“Dan?”
“Dan…Oppa menyedihkan.”
“Dan?”
“Oppa mengerikan.”
“Dan?”
Ji Young meneteskan air matanya, “Dan..”
Hyung Joon langsung mencium Ji Young, tanpa menunggu jawabannya.
***
Bersambung ke episode 13 ~
Komentar:
Jadi, intinya Ji Young tidak mau menyerah pada Hyung Joon. Ji Young tidak mau kehilangan Hyung Joon seperti dulu, saat Hyung Joon menghilang Ji Young membiarkannya begitu saja yang malah membuatnya terluka. Jadi kali ini Ji Young akan mengejar Hyung Joon jika nanti Hyung Joon pergi.
Kesal sama Yoon, dia ngasih tahu Ji Young kalau Hyung Joon akan meninggalkan Ji Young, mencuri start duluan, agar Ji Young dan Hyung Joon putus duluan. Dia menyuruh Ji Young berkompetisi dengan nyaman, tapi bagaimana bisa jika Yoon memberitahukan hal itu. Hyung Joon saja menyembunyikannya. Tapi tidak apa-apa, toh bukannya menjadikan Ji Young menjauh atau putus lebih awal, tapi malah membuat Ji Young semakin tidak mau kehilangan Hyung Joon.
fighting utk mba'muzi^_^
ReplyDeleteahhh,hyung joon romantisss... ^_^
ReplyDeleteterimakasih mbk :)
ReplyDelete